Dayak Benawas

Dayak Benawas adalah salah satu kelompok masyarakat yang bermukim di Sungai Benawas yang mengalir di wilayah Kecamatan Sekadau Hilir dan Sekadau Hulu. Suku ini menyebut dirinya Dayak Benawas berdasarkan nama sungai yang menjadi tumpuan hidup mereka. Suku ini tersebar di 12 kampung yang hidup berdampingan dengan suku Desa, Kerabat, Sekujam, dan Dayak Jawatn. Adapun jumlah atau populasi suku ini diperkirakan sekitar 5.536 jiwa.

Berdasarkan cerita Dayak benawas berawal dari daerah Labai Lawai dengan menggunakan perahu dayung beberapa kelompok keluarga mudik menyusuri sungai Kapuas untuk mencari tempat pemukiman baru dan layak di tempati dengan kesepakatan perahu yang lebih dahulu (didepan) apabila singgah atau berhenti di suatu tempat atau masuk ke sungai lain wajib membuat "KECUAI" (tanda atau rambu yang menyatakan bahwa mereka berhenti di tempat itu), tiba disuatu sungai tepatnya di sungai Serirang yang sekarang disebut dengan Sungai Benawas, beberapa perahu pun berhenti di situ dan masuk kesungai tersebut untuk menetap sesuai kesepakatan mereka membuat kecuai.

Namun sayangnya kecuai yang mereka buat terlalu masuk kedalam sungai / persis di muara sungai sehingga tidak tampak oleh beberapa perahu yang berada dibelakang dan membuat perahu yang tertinggal terus menyusuri sungai Sekadau, sungai Menterap sampai akhirnya sampai disungai Kerabat. Merekapun akhirnya memilih berhenti disitu dan memustuskan untuk bermukim di sungai yang disebut dengan sungai Pensak (anak sungai kerabat). Setelah memustuskan singgah, mereka pun menamai tempat mereka menetap dengan sebutan Piansak (kampung Piansak). Setelah singgah beberapa lama, mereka melanjutkan perjalanan lagi dan singgah ditempat baru dengan nama kampung Tado, dari kampung Tado, seiring berjalannya waktu mereka pun beranak-pinak dan berpencar membuat daerah baru.

Pada akhirnya, mereka terus berkembang dan menjadi kampung Setawar yang sekarang menjadi Desa Setawar dan beberapa keluarga memisahkan diri dan berkembang membuat tempat tinggal baru menjadi kampung Sejaong dan kampung Kedomba. Ketiga kampung tersebut yakni Setawar, Sejaong dan Kedomba disebut dengan " Suku Benawas Sesat (tosat). Mereka yang menetap di Serirang berekmbang dan akhirnya memisahkan diri sehingga terbentuklah Kampung Serampuk, Ensalang, Tapang Kelulut, Sejirak Padang Milas dan Emperanang mereka selanjutnya disebut dengan " Suku Benawas Asli".

Menurut cerita ada sebuah perahu lain dengan beberapa keluarga yang terus mudik menyusuri sungai kapuas sampai ke Kapuas Hulu dan tidak diketahui keberadaannya dan menetap dimana. Baik Benawas Sesat naupun Benawas Asli mempunyai Ikatan kekeluargaan yang kuat dengan bahasa dan Adat Istiadar yang sama pula.

Menurut suku-suku yang ada di sekitarnya, Dayak Benawas mendapat perhatian khusus dari Kerajaan Sekadau. Kelompok suku ini bahkan dibebaskan dari pajak (upeti) oleh pihak kerajaan.

No comments:

Post a Comment