Dayak Bakumpai adalah salah satu suku dayak yang hidup di sepanjang tepian daerah aliran sungai Barito di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah yaitu dari kota Marabahan kabupaten Barito Kuala provinsi Kalimantan Selatan sampai kota Puruk Cahu kabupaten Murung Raya provinsi Kalimantan Tengah, sedangkan sebagian kecil berada di wilayah Kalimantan Timur yang bermigrasi dari hulu sungai Barito menuju hulu sungai Mahakam, yaitu di Long Iram kabupaten Kutai Barat provinsi Kalimantan Timur.
Diperkirakan populasi suku Dayak Bakumpai sebesar 41.000 orang, Dayak Bakumpai merupakan keturunan atau bagian dari sub suku Dayak Ngaju, atau termasuk ke dalam rumpun Dayak Ngaju. Kebudayaan asli yang masih tersisa pada suku Dayak Bakumpai adalah ritual Badewa dan Manyanggar Lebu.
Di Kalimantan Selatan bahasa Dayak Bakumpai disebut sebagai bahasa Banjar Bakumpai. Kalau diperhatikan bahasa Bakumpai tidak akrab hubungannya dengan bahasa Banjar, tetapi justru sangat erat hubungannya dengan bahasa Dayak Ngaju, jadi lebih tepat kalau disebut sebagai bahasa Dayak Bakumpai dari pada bahasa Banjar Bakumpai. Bahasa Dayak Bakumpai sangat berkerabat dengan bahasa Dayak Ngaju, karena persentase kemiripannya hampir sebesar 80%.
Suku Dayak Bakumpai mayoritas beragama Islam Saat ini tidak ada lagi dari masyarakat suku Dayak Bakumpai yang masih mengamalkan tradisi agama asli suku Dayak. Hal ini merupakan perbedaan yang menonjol dari suku ini jika dibandingkan dengan suku Dayak di kalimantan barat yang pada umumnya Sistem kepercayaan masyarakat pada dasarnya bertitik tolak pada 2 prinsip, yakni percaya dengan adanya Tuhan yang satu dan percaya juga kepada roh-roh leluhur atau roh nenek moyang yang telah meninggal.
Kehidupan sehari-hari masyarakat Dayak Bakumpai adalah bertani berladang, serta memanfaatkan lahan hutan untuk perburuan dan saat ini mereka juga banyak yang sudah bekerja di sektor pemerintah dan sektor swasta, selain itu berdagang dan menjalankan usaha mandiri.
Sumber:
[1] disbudpar.baritoselatankab.go.id
[2] word-dialect.blogspot.com
[3] sumber lain digoogle
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
dapat menari tarian budaya org luar mesti best..=)
ReplyDeletebanyak juga ya suku dayak , dan cantik - cantik lagi :)
ReplyDelete@husna zahidi: Menurut saya lebih baik mencintai budaya sendiri dulu baru kemudian merambah kbudaya orang luar...
ReplyDelete@vina devina Ia banyak sampai ratusan sub suku Dayak. Kalau masalah cantik itu Relative. Mungkin jika Anda sekarang berada di zimbabue akan jadi ratu paling cantik sejagat zimbabue..
wah cantik-cantik ya suku dayak itu. Tapi sayang foto nya kurang jelas mas :)
ReplyDeleteWahhhh Dayaknya Pada Cantik Cantik Yah Gan :D
ReplyDeletewah banyak juga yah sampai ratusan sub suku Dayak dan tentunya mempunyai keunikan dan kebiasaan sendiri-sendiri yah sob, makasih buat infonya :)
ReplyDelete@Wahyu Eka Prasetiyarini : Yach begitulah mbak. Sebenarnya photonya jelas tapi kerena size di kecilkan (kompres) sehingga gambarnya kabur. Terima kasih sudah berkunjung dan menyisihkan waktu berkomentar
ReplyDelete@Ainnul Yaqin: Sebenarnya cantik itu Relative tergantung tempat, Ada juga yang mengatakan kalau Gadis Dayak tidak kalah dengan Gadis Korea...
@Anthonie Eka : Ia benar, sementara ini di kalimantan barat sendiri ada sekitar 150 subsuku Dayak. Kalau kebiasaan sih tidak jauh berbeda satu dengan yang lain tapi kalau bahasa setiap sub suku beda bahasa...
Wahhh masa gan ?? hihi
ReplyDelete