sebagian besar aktivitas masyarakat di lakukan di dalam hutan seperti bertani, berburu, meramu, bercocok tanam, perikanan, peternakan dan sebagainya. Oleh sebab itu keberadaan hutan sangat berperan penting terhadap kelangsungan hidup orang Dayak. orang-orang dayak juga memiliki kearifan dalam mengelola hutan sehingga tidak sembarangan untuk membuka lahan.
BertaniPada jaman dulu, sejak sebelum mengenal adanya pendidikan formal, kebanyakan masyarakat Dayak memiliki mata pencaharian sebagai petani yang menggarap lahan yang ada di sekitar tempat tinggal mereka. Kondisi tanah di Kalimantan memiliki lapisan humus tipis dan berjenis tanah gambut, membuat lahan suku Dayak mudah sekali kehilangan kesuburan.
Cara meningkatkan kesuburan adalah dengan membakar lahan dan membuka lahan baru. Semenjak mengerti cara pertanian modern, sistem ladang berpindah dan juga membakar hutan ini sudah mulai ditinggalkan, Tidak sedikit suku Dayak yang merubah pola pertanian mereka dengan pertanian moderen lebih cenderung sawit dan Karet.
Panen Padi diladang Berpindah
BerburuSuku Dayak biasanya berburu di hutan dan mencari ikan di Sungai. Kegiatan tersebut biasanya dilakukan setelah masa tanam, yakni saat menunggu panen dari kebun mereka. Hewan yang sering menjadi tangkapan mereka dan menjadi makanan sehari-hari adalah babi hutan, Rusa, Burung, tupai, kijang, pelanduk, dan hewan-hewan yang bisa ditangkap lainnya.
Masuknya pendidikan formal di kalangan suku Dayak, banyak dari mereka yang meninggalkan pola berburu menjadi pola beternak. Umumnya ternak mereka adalah babi karena sangat mudah mencari makanannya. Babi adalah bahan makanan dan juga merupakan binatang yang sering digunakan dalam upacara adat tradisional suku Dayak. Selain itu juga ada ayam yang diternak secara bebas dan kandang saat sore tiba.
PegawaiDewasa ini banyak putra/i suku Dayak yang berhasil menempuh pendidikan hingga tingkat yang paling tinggi sehingga merubah pola mata pencaharian suku Dayak. Banyak dari generasi baru suku Dayak yang kemudian menjadi pegawai negeri, karyawan di perusahaan swasta atau BUMN bahkan menjadi pejabat di pemerintahan.
Selain itu banyak juga yang kemudian kembali di tanah kelahirannya untuk menjadi guru, kepala desa, bidan atau tenaga medis lainnya. Mereka membagi ilmu dari bangku sekolah dan menularkannya pada saudara-saudaranya yang berada di pedalaman.
Referensi:
[1] kalimantanreview.com
[2] institutdayakologi.wordpress.com
[3] sumber lain-nya
ternyata hampir sama ya dengan mata pencaharian masyarakat di jawa. Banyak yang bertani :)
ReplyDelete@Wahyu Eka Prasetiyarini: Ada sedikit persamaan yaitu sama-sama bertani. Sementara perbedaanya di Jawa banyak sawah tidak ada ladang Gunung, Kalau Di kalimantan Ladang Gunung atau ladang Berpindah cukup banyak sementara sawah kurang. lahan yang habis di garap dengan cara ladang berpindah kemudian di tanam karet atau kelapa sawit. Tapi hal Terparah adalah penjajahan Pertanian Skala Global dimana perusahaan kelapa sawit Membabat hutan jauh lebih cepat dan membuat kerusakan lingkungan jauh lebih parah. Sementara petani setemapat di jadikan kambing hitam Kerusakan lingkungan.
ReplyDeletesaya salut melihat di TV cara berburu masyarakat dayak hanya dengan memakai sumpit tetapi bisa menangkap hewan besar, hmmm benar2 hebat nich saudaraku suku dayak tercinta :)
ReplyDelete@Mbak Indri Lidiawati Itu kerena Orang Dayak Mengerti Pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan yang sempat di singgung dalam postingan sistem pengetahuan Masyarakat Dayak. Selain itu pengetahuan senjata juga merupakan faktor pendukung.. Hewan besar bisa ditangkap mengunakan sumpit besar kemungkinan sumpitnya di beri ramuan yang beracun dari tumbuh-tumbuhan...
ReplyDelete