Nama Lain Rumah Adat Kalimantan

Nama Lain Rumah Adat Kalimantan bermacam-macam berdasarkan tempat dan bagiannya. Pada dasarnya, rumah adat Kalimantan itu sama, Hanya saja yang membuatnya berbeda adalah model bentuk bangunannya dan namanya. Kehidupan sosial masyarakat yang memegang teguh adat istiadat, tradisi, budaya dan kehidupan bersama (gotong royong) tumbuh dan berkembang dirumah adat. berdasarkan beberapa daerah rumah adat disebut dengan sebutan yang berbeda, berikut ini sebutan lain rumah adat dayak.

1. Rumah Betang (kalimantan Tengah).
Rumah Betang adalah rumah adat khas Kalimantan yang terdapat di Kalimantan Tengah, terutama di daerah hulu sungai yang biasanya menjadi pusat pemukiman suku Dayak di kalimantan tengah. Umumnya rumah Betang di bangun dalam bentuk panggung dengan ketinggian tiga sampai lima meter dari tanah. Setiap rumah tangga (keluarga) menempati bilik (ruangan) yang di sekat-sekat dari rumah Betang yang besar tersebut, di samping itu pada umumnya suku Dayak juga memiliki rumah-rumah tunggal yang dibangun sementara waktu untuk melakukan aktivitas perladangan, hal ini disebabkan karena jauhnya jarak antara ladang dengan tempat pemukiman penduduk cukup jauh. Lebih dari bangunan untuk tempat tinggal suku dayak, sebenarnya rumah Betang adalah jantung dari struktur sosial kehidupan orang Dayak.

Budaya Betang merupakan cerminan mengenai kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari orang Dayak. Di dalam rumah Betang ini setiap kehidupan individu dalam rumah tangga dan masyarakat secara sistematis diatur melalui kesepakatan bersama yang dituangkan dalam hukum adat. Keamanan bersama, baik dari gangguan kriminal atau berbagi makanan, suka-duka maupun mobilisasi tenaga untuk mengerjakan ladang. Nilai utama yang menonjol dalam kehidupan di rumah Betang adalah nilai kebersamaan (komunalisme) di antara para warga yang menghuninya, terlepas dari perbedaan-perbedaan yang mereka miliki. Dari sini kita mengetahui bahwa suku Dayak adalah suku yang menghargai suatu perbedaan. Suku Dayak menghargai perbedaan etnik, agama ataupun latar belakang sosial.

2. Rumah Panjang (Kalimantan Barat)
Rumah panjang terdiri lebih dari 50 ruangan dengan banyak dapur. Rumah panjang dihuni oleh beberapa keluarga, termasuk keluarga inti. Bahkan rumah panjang di dataran tinggi sungai Kapuas Putussibau memiliki 54 bilik yang dihuni oleh beberapa keluarga.

Rumah Panjang Kalimantan Barat
Rumah Panjang dikota baru, pontianak // Photo by N/A

Rumah panjang biasanya dibangun di atas tiang setinggi 5 sampai 8 meter seperti panggung dan ada yang panjangnya sampai 186 meter serta lebar 6 meter. Untuk masuk ke dalamnya pun harus melewati anak tangga atau yang dikenal dengan nama tangka. selain itu tangga rumah panjang dahulu ada juga yang dibuat dari kayu ulin/belian yang dibuat sedemikian rupa yang dikenal dengan tipakan. Biasanya Tiang rumah yang berada di bagian kolong terkadang diukir dengan bentuk motif sebagai hiasan dan filosofi dayak yang dekat dengan Alam.

3. Rumah Lamin (kalimantan Timur)
Rumah Lamin merupakan rumah adat dayak, khusunya yang berada di Klaimantan timur. Kata ’Rumah Lamin’ memililki arti rumah panjang kita semua, di mana rumah ini digunakan untuk beberapa keluarga yang tergabung dalam satu keluarga besar. Ciri dari rumah ini berbentuk panggung degan ketinggian kolong sampai 3 meter. Denahnya berbentuk segi empat memanjang dengan atap pelana. Bagian gevel diberi teritis dengan kemiringan curam. Tiang-tiang rumah terdiri dari dua bagian, bagian pertama menyangga rumah dari bawah sampai atap, bagian kedua merupakan tiang kecil yang mendukung balok-balok lantai panggung. Baik tiang utama maupun pendukung yang berada di bagian kolong terkadang diukir dengan bentuk patung-patung untuk mengusir gangguan roh jahat.

Ukuran rumah lamin dapat memiliki lebar 25 meter, sedang panjangnya sampai 200 meter. Karena panjangnya dapat terdapat beberapa pintu masuk yang dihubungkan oleh beberapa tangga pula. Pintu masuk rumah berada pada sisi yang memanjang.Ruang dalam rumah lamin terbagi menjadi dua bagian memanjang di sisi depan dan belakang. Sisi depan merupakan ruangan terbuka untuk menerima tamu, upacara adat dan tempat berkumpul keluarga. Bagian belakangnya terbagi menjadi kamar-kamar luas.

Rumah lamin dihias dengan ornamentasi dan dekorasi yang memilik makna filosofis khas adat dayak. Ornamentasi yang khusus dari rumah lamin milik bangsawan adalah hiasan atap yang memiliki dimensi sampai 4 meter dan terletak di bubungan. Warna-wara yang digunakan untuk rumah lamin juga memiliki makna tersendiri, warna kuning melambangkan kewibawaan, warna merah melambangkan keberanian, warna biru melambangkan loyalitas dan warna putih melambangkan kebersihan jiwa. Pada halaman depan juga terdapat tonggak-tonggak kayu yang diukir berbentuk patung. Tiang patung kayu yang terbesar dan tertinggi berada di tengah-tengah, bernama ’sambang lawing’ yang dipergunakan untuk mengikat binatang korban yang digunakan dalam upacara adat.

4. Rumah Banjar (kalimantan Selatan)
Rumah Banjar, biasa disebut juga dengan Rumah Bubungan Tinggi karena bentuk pada bagian atapnya yang begitu lancip dengan sudut 45ยบ. Bangunan Rumah Adat Banjar diperkirakan telah ada sejak abad ke-16, yaitu ketika daerah Banjar di bawah kekuasaan Pangeran Samudera yang kemudian memeluk agama Islam, dan mengubah namanya menjadi Sultan Suriansyah dengan gelar Panembahan Batu Habang. Sebelum memeluk agama Islam, Sultan Suriansyah tersebut menganut agama Hindu. Ia memimpin Kerajaan Banjar pada tahun 1596 – 1620.

Pada mulanya bangunan rumah adat Banjar ini mempunyai konstruksi berbentuk segi empat yang memanjang ke depan. Namun perkembangannya kemudian bentuk segi empat panjang tersebut mendapat tambahan di samping kiri dan kanan bangunan dan agak ke belakang ditambah dengan sebuah ruangan yang berukuran sama panjang. Penambahan ini dalam bahasa Banjar disebut disumbi. Bangunan tambahan di samping kiri dan kanan ini tampak menempel (dalam bahasa Banjar: Pisang Sasikat) dan menganjung keluar. Bangunan tambahan di kiri dan kanan tersebut disebut juga anjung; sehingga kemudian bangunan rumah adat Banjar lebih populer dengan nama Rumah Ba-anjung.

4 comments:

  1. Rumah panjang itu benar2 megah namun unik,,, salah satu dari rumah adat Indonesia yg menakjubkan di dunia.

    Blog ini sangat berkualitas dan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan sosial, terutama pengenalan tanah air dan bangsa Indonesia. Jempol seratus buat mas admin yg ganteng, hehehehe ^_^

    ReplyDelete
  2. @Indri Lidiawati : Terima Kasih mbak, Jadi malu dibuat, Oh ia Komentarnya sepertinya akan masuk testimony...

    ReplyDelete
  3. saya suka tulisan tentang rumah betangnya..
    kebetulan saya dari kalteng dari suku dayak ngaju

    terimakasih telah mengeksplore budaya kalimantan tengah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama Pahari, Terima kasih sudah berkunjung...

      Delete