Mengenal Dayak Barai

Siapa Dayak Barai?

Dayak Barai adalah salah satu dari sekian banyak subsuku Dayak yang mendiami pulau kalimantan tepatnya di kalimantan Barat. Berdasarkan pemukimannya Dayak Barai terdiri dari tiga macam, yaitu orang Barai Hulu, Hilir, dan Darat.

Orang Barai Hilir ada di Kampung Natai Tebedak, Melati, Dolet, Tekam, Nanga Lidau, Ranap, Begendang, Tuwau, Suka Maju, Mungguk Jenang, dan Telangkin. Orang Barai Hulu ada di Kampung Natai Ruak, Terongin, Engkerangan, Sungai Akar, Natai Mulan, Nyapuk, dan Ubai. Orang Barai Darat ada di Kampung Natai Umbing, Senibung, Songgang, Utai, Talai, Sankai, Natai Panjang, dan Telesai.

Di Dedai juga ada orang Barai, yaitu di Kampung Kancin, Semprini, Tumpu II, Mengkirai, Lidung. Mereka ini merupakan orang Barai Melawi Hilir. Ada pendapat bahwa asal orang Barai itu dari Daratan Batu Baru. Orang Barai mengakui bahwa mereka tidak tahu pasti dari mana asal usul mereka yang sebenarnya.
Menurut bujang barai, Pada tahun 1982 dengan Inpres Pembongkaran Betang Panjang, pemerintah melalui camat Kayan Hilir Simanjuntak (biasa di sebut dengan camat Juntak), dibantu oleh Tohang, Seramu dan Seragi ketiganya adalah polisi, memerintahkan penduduk untuk membongkar betang panjang dengan alasan rawan terhadap bahaya kebakaran dan kotor. Sejak saat itu penduduk kemudian membuat rumah-rumah tunggal di sekitar sungai Engkarangan, sehingga pemukiman mereka disebut Laman Engkarangan sampai sekarang.

Apa bahasa yang digunakan Dayak Barai?

Bahasa yang digunakan adalah bahasa daerah Bahasanya memiliki ciri bekotu’ bekoya’, Selain itu Dayak Barai menggunakan bahasa indonesia dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan bermasyarakat dan bersosial.

Ada mitos yang mengatakan bahwa pada dulunya manusia Dayak di daerah ini berasal dari satu keturunan rumpun yang memiliki bahasa yang sama. Lalu pada suatu hari, mereka makan sejenis kulat dan tak lama setelah itu mereka pada mabuk kulat dan akhirnya berbicara dengan bahasa yang bermacammacam.

Ternyata di antara bahasa itu ada beberapa kelompok yang mempunyai bahasa yang sama, sehingga akhirnya masing-masing kelompok yang bisa saling mengerti itu lalu memisahkan diri dan hidup terpisah dari kelompok lainnya dan salah satu dari kelompok tadi adalah orang Barai.

Bagaimana Adat dan kepercayaan Dayak Barai?

Dayak Barai masih menjaga tradisi, budaya, dan adat istiadat. Dayak mempercayai hukum adat layaknya suku Dayak lainnya yang ada di kalimantan. Dayak barai masih menerapkan Hukum adat dalam beberapa acara seperti pernikahan dan kegiatan lainya.

Masyarakat Dayak barai mempercayai Sistem kepercayaan yang pada dasarnya bertitik tolak pada 2 prinsip, yakni percaya dengan adanya Tuhan yang satu dan percaya juga kepada roh-roh leluhur atau roh nenek moyang yang telah meninggal silahkan baca di postingan Kepercayaan Asli Orang Dayak.

Dalam sistem kepercayaan masyarakat Dayak Barai memiliki kepercayaan bahwa setelah meninggal dunia, maka roh-roh orang tersebut jasadnya akan terus hidup. Bahkan, ada juga anggapan bahwa roh nenek moyang yang telah sampai di surga (saruga) dapat kembali ke dunia ini menjadi pelindung keluarga atau masyarakat. Kepada roh inilah terkadang masyarakat memohon perlindungan dan menyampaikan permohonan.


Adapun kesenian yang dimiliki orang Barai adalah bejali, beduda, bebonek, beadoi, bedudu anak, bepantun, bedudai, dan bekanjan. Ada berbagai ketrampilan yang dimiliki oleh orang Barai. Salah satunya adalah menyumpit. Yang menonjol dari orang Barai adalah bahwa mereka tidak pernah mengayau dan tidak pernah bermusuhan. Jika terjadi perang, orang Barai tidak pernah mendahuluinya. Semua kampung orang barai dulunya dipagar dengan pelantik ‘semacam jebakan’.

Berapa Jiwa Suku Dayak Barai?

Jumlah orang Barai diperkirakan sebanyak 9.880 jiwa dan ini tersebar di dua kecamatan, yaitu di Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Sintang dan di Kecamatan Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi (data diolah berdasarkan sumber data statistik kecamatan dan data desa tahun 1998).

Bagaimana Akses menuju pemukiman Dayak Barai?

Akses Menuju pemukiman Dayak barai sepengetahuan penulis bisa melalui jalur darat dan air, sementara hingga postingan ini dupublikasikan belum ada jalur udara. Saran dari penulis jika ingin berwisata dan berpetualang dan mengenal lebih jauh suku Dayak Barai lebih baik membawa pemandu atau kenalan yang cukup mengetahui suku Dayak tersebut.

Sekira ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan mohon di maafkan, Kritik, saran maupun masukan pembaca adalah harapan kami untuk memperbaiki dan berbenah diri dalam mengelola weblog ini.

No comments:

Post a Comment