Sejarah Dayak Pantu dan Pembagiannya

Sejarah Dayak pantu dan pembagiannya masih sedikit sekali referensi yang dapat ditemukan. Sedikitnya referensi yang ditemukan menandakan jika belum ada penelitian dan belum banyak orang yang menulis tentang Etnis Dayak pantu yang yang terletak di kabupaten landak(sebelah timur), Kalbar, Indonesia. Hal tersebut tentu masih menjadi pertanyaan besar tentang sejarah terbentuknya binua pantu dan pembagian-nya. Dalam kehidupan sehari-hari Suku Dayak Pantu-Selibong mengunakan bahasa Be’mak. Menurut cerita mantan temenggung pantu, PANTU terbagi menjadi 2 (dua) yakni PANTU SERATUS dan PANTU SELIBONG. Dayak pantu tersebar di empat desa meliputi; Desa Tebedak, Desa Amboyo Inti, Desa Papung, Desa Temiang Sawi.


Becalek didepan rumah panjang binua Pantu
Berimah/beremah// Photo by Deki Saputra

Pantu Seratus meliputi: Tebedak, Ngedang, Entikit, Sawi, Seluang Danau, Semosok, Kari’, Sengkuang, Pal empat dan Plasma satu. Sementara Pantu Selibong meliputi : Taba’, Sendaun, Nyiin, Perompong, Asam Mareh, Keranji, Tebuan, Sengkuang, Tabi’. Menurut tulisan bajang diblog (dayakpantu.blogspot.com) asal-usul dayak pantu, berasal dari temawakng (Tembawang) tampunt arekng merajant(sekayam). Bajang Menegaskan hal tersebut sesuai dengan kutipan batang lontar. Kutipan batang lontar tersebut sekarang ini masih menjadi teka-teki dan tidak tau jelas siapa yang menyimpan-nya.

Adanya dua nama Pantu menjadi Pantu Seratus dan Pantu selibong bermula Pada Zaman Ngayau. Dimana, Selibong diserang oleh Sekayam, lantaran Selibong tidak mampu menahan serangan dari Sekayam, Selibong meminta bantuan pada pantu untuk mengalahkan sekayam. Sebelum-nya Pantu di juluki putra ngabang. Karena Ngabang bisa dibilang sudah dikelilinggi oleh binua pantu. Akibat kemajuan Zaman julukan itu pun hilang karena binua pantu kemajuan nya sanggat lambat dari binua lain. Bergabung selibong dengan pantu ada syaratnya dimana nama selibong tetap ada dan tidak diubah tapi ditambah menjadi pantu selibong, Alasannya karena selibong bukan dayak pantu dan tentunya atas persetujuan kedua belah pihak antara selibong dan pantu maka jadi Dayak Pantu.

Bukti kuat adanya Peradaban Budaya Dayak pantu dapat di lihat dengan ada-nya rumah panjang,pantak, dll. Sangat Disayangkan binua pantu yang dulunya memiliki 5 buah Rumah panjang sekarang yang tersisa tinggal satu itupun dengan kondisi yang memprihatinkan sebagai tempat pusat berkebangnya budaya. Menurut cerita, Rumah panjang binua pantu yang tersisa tersebut sudah berdiri sejak tahun 1940-an, dan mulai digunakan pada tahun 1950-an.

No comments:

Post a Comment