Dayak Banyuke-Banokng adalah subsuku Dayak yang tinggal di Binua Banokng di Kabupaten Landak. Bahasa yang dituturkan oleh orang-orang di wilayah Banokng ini adalah bahasa campuran Banana’-Ahe, Baampape, dan ada juga bahasa Banyadu’. Menurut tradisi lisan, bahasa yang dituturkan oleh penduduk Binua Banokng adalah bahasa Ngalampa’ dan Banana’/Ahe. Secara kebahasaan, bahasa ini tergolong ke dalam rumpun bahasa Melayik. Bahasa ini juga disebut bahasa Kanayatn.
Adapun kampung-kampung yang tergabung ke dalam Binua Banokng adalah Kampung Ongkol Padakng, Ta’as, Menining, Timawakng Banokng, Parikap, Napatn,Parabi’, Jahangi’, Lintah, Bayo’, Penga’al, dan Sampuraneh. Jumlah mereka ada 3.093 jiwa menurut data penduduk tahun 1998.
Sejarah asal-usul suku Dayak Banyuke-Banokng tidak diketahui secara pasti. Namun ada yang mengatakan bahwa nenek moyang mereka tidak berasal dari tempat lain. Mereka sejak dari dulu memang telah menempati wilayah ini sampai dengan keturunannya saat ini.
Sistem kepercayaan masyarakat pada dasarnya bertitik tolak pada 2 prinsip, yakni percaya dengan adanya Tuhan yang satu dan percaya juga kepada roh-roh leluhur atau roh nenek moyang yang telah meninggal.
Suku ini bertahan hidup mengandalkan sektor pertanian dan perkebunan untuk mendapatkan penghasilan, selain itu mereka juga melakukan perburuan binatang liar ke dalam hutan serta memelihara beberapa hewan ternak seperti babi dan Ayam, Saat ini tidak sedikit juga dari masyarakat suku Dayak Banyuke-Banokng sudah melangkah lebih maju untuk bekerja di sektor pemerintahan maupun swasta.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
perkongsian informasi yang menarik.. baru tahu lepas membaca artikel ini.
ReplyDelete@Mizz Aiza (Dunia Kecil): Terima kasih sangat cik sudah sudi berkunjung, kite orang merase tak sia-sialalah buat entri kalau cik bise paham..
ReplyDelete@Mardianus Suwardi : sama-sama.. informasi begini elok dikongsikan bersama agar semua orang tahu..
ReplyDelete