
Suku ini bermukim di sepanjang dua sungai besar, yaitu Sungai Sekadau dan Sungai Menterap, yang tersebar di 14 kampung. Kampung-kampung ini tidaklah semuanya dihuni oleh suku Dayak Sawai. Kelompok ini juga berasimilasi dengan berbagai subsuku Dayak yang ada di sekitarnya, terutama Dayak Taman dan Jawatn meskipun jumlahnya sangat kecil. Adapun jumlah penutur/populasi Dayak Sawai pada saat penelitian ini dilakukan berjumlah 4.825 jiwa.
Sistem kepercayaan masyarakat pada dasarnya bertitik tolak pada 2 prinsip, yakni percaya dengan adanya Tuhan yang satu dan percaya juga kepada roh-roh leluhur atau roh nenek moyang yang telah meninggal silahkan baca di postingan Kepercayaan Asli Orang Dayak. Dalam sistem kepercayaan masyarakat Dayak memiliki kepercayaan bahwa setelah meninggal dunia, maka roh-roh orang tersebut jasadnya akan terus hidup. Bahkan, ada juga anggapan bahwa roh nenek moyang yang telah sampai di surga (saruga) dapat kembali ke dunia ini menjadi pelindung keluarga atau masyarakat. Kepada roh inilah terkadang masyarakat memohon perlindungan dan menyampaikan permohonan.
Suku ini bertahan hidup mengandalkan sektor pertanian dan perkebunan untuk mendapatkan penghasilan, selain itu mereka juga melakukan perburuan binatang liar ke dalam hutan serta memelihara beberapa hewan ternak seperti ayam dan babi. Saat ini tidak sedikit juga dari masyarakat suku Dayak Angan yang sudah melangkah lebih maju untuk bekerja di sektor pemerintahan maupun swasta.
suku dayak ternyata banyak juga ya
ReplyDelete@vina devina : Ia banyak mbak...
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir