Mengenal Dayak Angan

Dayak Angan merupakan suku asli Pulau Kalimantan. Dayak Angan merupakan salah satu dari sekian banyak subsuku Dayak yang mendiami pulau kalimantan tepatnya di kalimantan Barat.
Suku Dayak Angan
Perayaan Notokng // Photo by Budi Meang
[»] Apa bahasanya?
Dalam kesehariannya Dayak Angan bertutur dalam bahasa Angan Ba-aye' atau yang dikenal sebagai bahasa Ba-aye'. Bahasa Ba-aye' memiliki kerabat bahasa yang sangat erat, tingkat kemiripan hampir 90%, yaitu bahasa Mali, yang dituturkan oleh orang Dayak Mali yang bermukim di daerah Tayan dan Sosok.

[»] Dimana Penyebarannya?
Penyebaran Dayak Angan terdapat di Landak, Kalimantan Barat. tepatnya di wilayah adat Binua Angan, Binua Rentawan dan Sengkunang. Kampung wilayah pemukiman Dayak Angan adalah kampung Angan Tembawang, kampung Angan Limau, kampung Angan Tutu, kampung Angan Landak, kampung Angan Pelanjau, kampung Angan Rampan dan kampung Angan Bangka.

Diperkirakan nenek moyang suku Dayak Angan sudah ada di Binua Angan sejak 2000 tahun yang lalu yang bermigrasi dari wilayah China Selatan atau dari pulau Formosa Taiwan. Suku Dayak Angan merupakan penghuni asli pertama yang berada di wilayah hunian mereka sekarang ini. Populasi suku Dayak Angan diperkirakan sebanyak 1.500 orang.

[»] Bagaimana dengan Adat dan kepercayaannya?
Dayak Angan masih menjaga tradisi, budaya, dan adat istiadat dari suku mereka. Salah satu tradisi budaya dan adat istiadat dari suku Dayak Angan yang masih terpelihara dengan baik, yang masih dijalankan setiap tahunnya adalah upacara adat Notokng. Masa lalu orang Dayak Angan tak terlepas dari tradisi mengayau. Tradisi perang antarsuku dengan cara memenggal kepala manusia. Tradisi ini sudah ditinggalkan sejak adanya perjanjian Tumbang Anoi. Sebagian orang Dayak Angan menjadikan kepala hasil mengayau sebagai pusaka. Upacara adat notonkg adalah salah satu warisan leluhur yang selalu diperingati ketika masa panen berakhir.

Sistem kepercayaan masyarakat pada dasarnya bertitik tolak pada 2 prinsip, yakni percaya dengan adanya Tuhan yang satu dan percaya juga kepada roh-roh leluhur atau roh nenek moyang yang telah meninggal silahkan baca di postingan Kepercayaan Asli Orang Dayak. Dalam sistem kepercayaan masyarakat Dayak Angan memiliki kepercayaan bahwa setelah meninggal dunia, maka roh-roh orang tersebut jasadnya akan terus hidup. Bahkan, ada juga anggapan bahwa roh nenek moyang yang telah sampai di surga (saruga) dapat kembali ke dunia ini menjadi pelindung keluarga atau masyarakat. Kepada roh inilah terkadang masyarakat memohon perlindungan dan menyampaikan permohonan.

[»] Bagaimana mereka bertahan hidup?
Masyarakat suku Dayak Angan dalam bertahan hidup mengandalkan sektor pertanian dan perkebunan untuk mendapatkan penghasilan, selain itu mereka juga melakukan perburuan binatang liar ke dalam hutan serta memelihara beberapa hewan ternak seperti ayam dan babi. Saat ini tidak sedikit juga dari masyarakat suku Dayak Angan yang sudah melangkah lebih maju untuk bekerja di sektor pemerintahan maupun swasta.

Sumber:
[1]dayakologi.org
[2]kalimantanreview.com

No comments:

Post a Comment