Betang Antang Kalang (Tumbang Gagu)

TUMBANG GAGU - Betang Antang Kalang terletak di Desa Tumbang Gagu, Kecamatan Antang Kalang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Betang tersebut merupakan Betang tertua yang masih berdiri kokoh sampai sekarang. Betang “Tumbang Gagu”, dibangun tahun 1870 oleh Antang Kalang ( Singa Jaya Antang ) dan keluarganya Betang Tumbang Gagu di pinggiran Sungai Kalang. Pembangunan Rumah ini memakan waktu sekitar tujuh tahun. berdiri megah di atas tanah seluas 110 x 130 m, dengan luas rumahnya sendiri sekitar 47 x 15,5 m.


Betang Antang Kalang (Tumbang Gagu)
Betang Antang Kalang (Tumbang Gagu) // Photo by Danker

Rumah Betang ini termasuk yang tertinggi di Kalimantan, karena jarak rumah dengan tanah mencapai lima meter dan ratusan tiang betang yang semuanya dari kayu ulin/kayu belian. Kehidupan di Antang Kalang berjalan sederhana. Warga memasak makanan menggunakan kayu bakar. Mereka mencukupi kebutuhan makanan dari kebun sendiri. Mereka mandi di Sungai Kalang. Menurut cerita Sejak betang ini dibangun seluruh keluarga besar memanfaatkan Betang sebagai tempat pertemuan adat, musyawarah, tempat melindungi dari serangan orang asing, alam dan bahaya serangan binatang buas dan wujud dari semangat kebersamaan dan kerukunan.

Masing-masing keluarga yang tinggal di rumah ini memiliki semacam kesepakatan untuk tetap menjaga suasana damai dan ketentraman. Jika salah satu keluarga melaksanakan hajatan, maka biaya untuk menyelenggarakan hajatan tersebut ditanggung secara bersama-sama oleh semua keluarga yang tinggal di rumah ini. Pun jika musibah sedang melanda salah satu keluarga, hal itu akan menjadi kedukaan bagi semua keluarga.

Keistimewaan lainnya rumah betang ini juga dapat dilihat dari barang-barang koleksi yang terdapat di rumah ini. Di dalam rumah terdapat benda-benda berharga yang sebagian besar sudah tidak dibuat lagi sekarang ini, antara lain piring dan mangkuk yang terbuat dari keramik, patung-patung kayu, lukisan yang terbuat dari kulit kayu dan kulit binatang, lesung untuk menumbuk padi, mandau (senjata khas Suku Dayak), pakaian perang, sumpit untuk berburu, tanduk binatang, dan lain-lain. Selain itu, di halaman rumah juga terdapat dua totem atau patung kayu khas Suku Dayak dengan tinggi mencapai tujuh meter.

No comments:

Post a Comment