Dayak Taman

Dayak Taman, Berdasarkan sejarahnya dari sejak dulu kala telah memiliki struktur, adat istiadat, nilai, norma, religi, hukum adat, seni dan budaya yang sejak dahulu telah tertata dengan baik sehingga adalah wajar jika masyarakat Adat Taman sejak dulu disebut "TURI" oleh suku etnis lain, "TURI" artinya Tuari atau mentuari yang berarti manusia yang pola hidupnya telah tertata, terpola dengan suatu tradisi dan budaya khas.



Masyarakat Dayak Taman (Banuaka') merupakan salah satu dari bagian umat manusia yang diciptakan Tuhan (Allatala) di Pulau Kalimantan tepatnya Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan barat yang telah tinggal dan bermukim secara menetap, hidup dari generasi ke generasi dalam wilayah-wilayah ulayat adat dan tersebar di beberapa aliran Sungai:
  • 1. Sungai Kapuas meliputi anak sungai Kedamin, Paragi, Palo, Saus, Sayu Kecamatan Putusibau Selatan dan Kecamatan Hulu Kapuas.
  • 2. sungai Mandalam meliputi anak sungai Anak Mandalam, Samus dan Danau Sadong Kecamatan Putussibau Utara.
  • 3. Sungai Sibau meliputi anak sungai Taman Tapa, Sungai Kapuas, Jolo, Sepandan, Sungai Mapuri, Sungai Potan, Sungai Long Gurung Kecamatan Putussibau Utara.

Dalam masyarakat Dayak Taman terdapat empat strata sosial, yaitu samagat, pabiring (biasa juga disebut bala samagat), ulun/banua, dan pangkam. Strata sosial ini lebih mirip dengan kasta. Kasta yang paling tinggi yaitu samagat pada masa lampau selalu menjadi pemimpin orang Taman. Sedangkan yang terendah ialah pangkam yang lebih mirip dengan budak. Kasta pangkam tidak banyak, karena kasta ini ada jika ada tawanan perang atau seseorang dari kasta ulun yang punya hutang dengan samagat. Yang paling menyedihkan dari kasta ini ialah menjadi tumbal saat kasta samagat mengadakan upacara adat toras (upacara adat ngangkat tulang).

Pangkam ini disembelih untuk menemani arwah kasta samagat. Namun kebiadaban ini dihapuskan oleh salah satu tokoh Dayak Taman yaitu Balle Sariamas Pollo Kayu yang berkasta pabiring. Menurut masyarakat suku ini kasta ini hakikatnya sudah dihapuskan, Sehingga yang menjadi pemimpin pada suku ini tidak lagi berdasarkan kasta-kasta di atas, tetapi sudah berasaskan demokrasi. Namun demikian yang masih sukar dihilangkan pengaruh kasta ini ialah pada adat perkawinan. Dalam hal ini anggota masyarakat Dayak Taman keturunan kasta samagat cenderung mempertahankan jumlah adat yang lebih tinggi dibandingkan dengan anggota masyarakat biasa.

Suku Dayak Taman memiliki keragaman budaya yang sampai saat masih dipertahankan, seperti menganyam manik, tikar, membuat mandau, dan tradisi kesenian seperti menari, bersyair, dan lain-lain. Salah satu potensi yang mendukung lestarinya budaya pada suku ini ialah budaya yang umumnya sudah punah pada banyak subsuku Dayak di Kalimantan yaitu pola pemukiman di rumah betang panjang. Dalam hal ini setiap pemukiman orang Taman didirikan rumah adat betang panjang.

Referensi:

[1] boylearn86.wordpress.com
[2] Penulisopini.blogspot.com
[3] antarakalbar.com
[4] Sumber lainya

2 comments:

  1. dayak taman cantix2 banget ya mas, gaya pakaian adatnya mirip suku indian amerika, keren :)

    ReplyDelete
  2. @ Mak Indri Lidiawati Hampir Semua Suku Dayak Mengunakan Tajuk (Bulu Burung) Sebagai Asesoris di bagian Kepala sehingga mirip seperti suku lain di belahan Dunia..

    ReplyDelete