Dayak Banyuke-Satona

Dayak Banyuke-Satona’ adalah subsuku Dayak yang tinggal di wilayah adat atau Binua Satona’ di Kecamatan Menyuke, Kabupaten Landak. Bahasa yang dituturkan oleh orang-orang Dayak Banyuke Satona’ di Binua Satona’ disebut bahasa Banyadu’. Menurut tradisi lisan yang hidup pada masyarakat Banyuke, bahasa ini disebut juga bahasa Nganayatn. Artinya, bahasa yang memperlihatkan perbedaan yang sangat tinggi dengan bahasa Ba’ahe/Banana’. Bahasa Ba’ahe atau Banana’ menurut tradisi lisan di wilayah Banyuke disebut juga bahasa Ngabukit. Menurut penggolongan secara kebahasaan, bahasa ini tergolong ke dalam bahasa Bidayuhik.

Adapun kampung-kampung yang tergabung ke dalam wilayah adat Satona’ adalah Kampung Timawakng Bale, Barinang Mayun, Titi Tarekng, Pudo, Mayun, Pesak, Kase, Tamu, Padang Pio, Tapakng, Nyangkut, Pulai’ Kamayo, Kamayo, Babatn, Madakng, Banokng, Satona’, Samade, Parigi, Sempang Tiga, Pentek, Bandol, Bantinga’, Pangao’, Batak, Balacatn, Sabah, Kampet, Insang, Lowekng, Untang, dan Sinto, Sunge Lubakng (Dekat Anik), Amang dan Sunge Duriatn (di Kecamatan Ngabang), serta kampung-kampung di sekitarnya. Mereka juga ada di kampung-kampung di wilayah Balantiatn.

Ada juga yang mengatakan bahwa bahasa Banana’ sebagai bahasa Jubata (‘Tuhan’). Oleh karena itu, seluruh orang Satona yang berbahasa Banyadu’, dapat berkomunikasi dan memahami dengan baik bahasa Banana’. Di Kabupaten Pontianak dan Landak, bahasa Banana’ ini dikenal dengan nama bahasa Kanayatn atau Kendayan. Penduduk yang menuturkannya disebut orang Kanayatn.

Jumlah penutur bahasa Banyadu’ di Binua Satona sebanyak 11,813 jiwa. Data ini adalah data penduduk di Kantor Kecamatan Menyuke tahun 1998 yang diambil di Kantor Bupati Mempawah. Jumlah penduduk ini didapat dengan melihat penyebaran penduduk di setiap kampung yang menuturkan bahasa Banyadu’. Sistem kepercayaan masyarakat pada dasarnya bertitik tolak pada 2 prinsip, yakni percaya dengan adanya Tuhan yang satu dan percaya juga kepada roh-roh leluhur atau roh nenek moyang yang telah meninggal.

Suku ini bertahan hidup mengandalkan sektor pertanian dan perkebunan untuk mendapatkan penghasilan, selain itu mereka juga melakukan perburuan binatang liar ke dalam hutan serta memelihara beberapa hewan ternak seperti babi dan Ayam, Saat ini tidak sedikit juga dari masyarakat suku Suku Dayak Banyuke Moro sudah melangkah lebih maju untuk bekerja di sektor pemerintahan maupun swasta.

No comments:

Post a Comment