Suku Dayak Kalbar Yang Punah

Salah satu subsuku Dayak di kalimantan barat (Kal-bar) yang punah. Kepunahan Subsuku tersebut masih menjadi kontroversial dan masih tidak jelas kebenarannya dan mungkin perlu diteliti lebih lanjut. Salah satu subsuku Dayak yang punah tersebut berada di daerah Kembayan, kab sanggau, kalimantan Barat.

Suku Asli Dayak kuno tersebut menyambut tamu dengan acara ritual kuno dengan sangat meriah dan mewah sesuai dengan yang diyakini sub suku tersebut. Perbedaan Acara penyambutan tamu Suku Dayak Kuno tersebut sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan acara penyambutan tamu Dayak masa kini.

Pada Acara Penyambutan tamu tersebut beberapa hewan (Rusa, Kijang, Babi dan Ayam) dikurbankan dan kemudian dijadikan lauk pauk untuk santapan bersama masyarakat Adat Daerah tersebut yang kebetulan tinggal bersama disebuah rumah panjang. Setelah bersantap dirumah Panjang, kepala suku Dayak Kuno tersebut memberikan beberapa Sentek(Daun sirih,Daun gambir, Buah pinang,Daun nipah, tembakau dan kapur).

Sambil mengunyah sentek (Ngampa/Nyirih) dan menghisap asap tembakau (merokok) yang digulung mengunakan daun nipah, Pertunjukan pun dimulai. Saya pun duduk bersila disamping kepala suku dan beberapa tetua kampung tersebut.

Ditengah-tegah asiknya menikmati pertunjukan penyambutan di dalam rumah betang, Seorang wanita muda datang menghampiri dengan membawa cerek (ketel) yang berisi tuak (Miras Khas Dayak) berwarna Merah Hati, Tuak tersebut dituang pada sebuah wadah yang terbuat dari tanduk rusa dan disuguhkan padaku.

Alunan musik Sape' mengiringi beberapa orang yang menari adat (Pria dan wanita Berpasangan) mengunakan pakayan adat lengkap dengan senjata-senjatanya. Hal yang membuat berdecak kagum adalah saat pertunjukan tarian Perang, Tari perang tersebut sangat jauh berbeda dengan tarian perang (Mandau + Perisai) versi saat ini.

Ketua suku menjelaskan kalau Tarian perang tersebut tidak akan pernah ditemukan dibelahan dunia manapun, Alasanya kerena tidak semua orang bisa menarinya, Sedangkan untuk bisa menarinya harus bisa ilmu bela diri tradisional warisan para leluhur".

Setelah beberapa lama ngobrol dengan ketua suku dan sesekali meneguk tuak dalam tanduk rusa, Seorang Wanita tua bertanya "Cui ti' may?" bahasa tersebut sungguh tidakku mengerti. Hal yang membuatku jauh lebih penasaran lagi ada seorang dosen yang bertanya padaku tentang arti kata "Cui ti' may?".

Hal tersebut persis sama dengan mimpi 7 tahun lalu, Dimana dalam mimpi tersesat di hutan belentara luas pulau kalimantan dan bertemu dengan salah satu suku asli Dayak Kuno yang mendiami daerah kembayan. Menurut Beliau kata tersebut merupakan salah satu kata dari bahasa Dayak yang ada di kal-bar yang keberadaannya sudah punah dan hanya beberapa orang tertentu yang mengerti bahasa tersebut.

5 comments:

  1. Saya dulu anggota Sanggar Bengkawan Pimpinan Bapak Drs Simplisius. Sanggar Bengkawan ini Dayak Jangkang Sanggau. Kami latihan sekali setiap minggu Dulu saya aktif di sanggar ini era taon 1995 kalau tidak salah. Senior saya waktu itu Ateng (FKIP Bhs Inggris). Ada juga Beben, Ucus, Bang Odo, Bang Mara dan lain sebagainya. Indahnya kenangan masa itu

    Salam :)))

    ReplyDelete
  2. Anonymous1/14/2014

    Mungkin alah satu yang menyebabkan kepunahan adalah jauh dari perhatian masyarakat kali ya

    ReplyDelete
  3. Pak Asep Haryono : Salam Kembali pak, Selamat Menikmati Nostalgia Masa lalu...

    Mas Didi Wirawan : Tidak tau jelas, Sepertinya perlu riset untuk mengetahui lebih jauh. Mungkin saja suku tersebut Asli dan tertua. Hal yang menyebabkan punah mungkin kerena bencana, Kalau kurang perhatian dari masyarakat kemungkinan kecil kerena Masyarakat Adat di kalimantan memegang tehuh Adat istiadat..

    ReplyDelete
  4. Menurut cerita seorang tua di Bentiang ada beberapa kampung yang punah, kalo tidak salah nama kampung itu Beduai (mirip dengan nama kampung beduai di Balai Karangan) dan Nipu. mereka punya bahasa mereka seperti bahasa orang Sekayam karena letaknya di lereng pegunungan Niut. sekarang kampung Nipu sudah ditempati oleh orang Bekati dari Bengkayang. pasti kampung sudah ratusan tahun tidak ada

    ReplyDelete
  5. @ Surya Terima Kasih Pahari Infonya.
    Beberapa Penyebab Punahnya Kampung ada 2 yakni:
    1. Wabah Panyakit.
    Ada beberapa kampung hampir lenyap seluruh penduduknya kerena wabah penyakit hingga banyak yang meninggal. Adapun yang selamat kerena pindah dari kampung tersebut.
    2. Migrasi
    Kebiasaan leluhur tinggal diladang yang jauh dari pemukiman, dimana setiap tahun bertambah jauh dai pemukiman. dimana mereka pulang kampung halaman setahun sekali dan menikah, dll
    Tapi kedua hal tersebut tetap saja masih mempertahankan sub suku dan tidak memunahkannya..

    ReplyDelete