Dayak Bakati’ Lape

Dayak Bakati’ Lape adalah subsuku Dayak Bakati’ yang tinggal di Binua/Banoe Lape, Kabupaten Bengkayang. Bahasa yang dituturkan adalah bahasa Bakati’. Suku Dayak Bakati’ Lape dan Bakati’ Taria’ secara kebahasaan serta dalam hal adat istiadat sama. Mereka masih tergolong satu keturunan. Kampung-kampung yang termasuk ke dalam wilayah adat Lape di Kecamatan Teriak adalah Kampung Temu, Temu Perbatu, Sibo Beringin, Tuba Pasak, Ampar, Tanyukng, Benteng, Karampu, Simpang, dan Talidik. Jumlahnya menurut sensus tahun 2001 ada 2.000 jiwa. Dayak Bakati’ Lape yang tinggal di Kecamatan Teriak merupakan subsuku Dayak Bakati’ yang mempunyai kesamaan dengan suku Dayak Bakati’ Taria’. Mereka berpisah pada waktu zaman bakayo. Mereka menyebut diri sebagai Dayak Bakati’ Taria’ karena adanya pembagian wilayah adat di Kecamatan Teriak ini dan mereka tinggal di wilayah adat ini.


Dayak Bekati Lape
Gadis Dayak Bekati' teria' // Photo by N/A

Sistem kepercayaan masyarakat Dayak Bakati lape’ sama dengan Dayak bekati' yang lain pada dasarnya bertitik tolak pada 2 prinsip, yakni percaya dengan adanya Tuhan yang satu dan percaya juga kepada roh-roh leluhur atau roh nenek moyang yang telah meninggal. Dalam sistem kepercayaan masyarakat Dayak Bakati’ memiliki kepercayaan bahwa setelah meninggal dunia, maka roh-roh orang tersebut jasadnya akan terus hidup. Bahkan, ada juga anggapan bahwa roh nenek moyang yang telah sampai di surga (saruga) dapat kembali ke dunia ini menjadi pelindung keluarga atau masyarakat. Kepada roh inilah terkadang masyarakat memohon perlindungan dan menyampaikan permohonan.

masyarakat Dayak Bakati’ juga percaya adanya dunia atas dan dunia bawah. Dunia atas adalah dunia di mana manusia yang hidup tidak bisa melihatnya. Dunia ini hanya ada dalam konsep dan dipercayai masyarakat. Mereka percaya bahwa setelah meninggal roh manusia kelak akan menuju ke sana dan mereka yang telah meninggal juga tidak semua rohnya dapat menuju ke sana, melainkan sesuai dengan perbuatan dan tindakannya selama ia masih hidup. Sementara orang yang meninggal namun rohnya tidak dapat masuk ke dunia atas, menurut kepercayaan mereka tetap berada di dunia bawah dan roh-roh inilah yang selalu mengganggu kehidupan manusia.

Dalam bertahan hidup, orang Dayak Bakati' sebagian besar hidup dalam budidaya pertanian seperti bertanam padi ladang, karet, jagung dan lada. Selain itu berburu dan mengumpul hasil dari hutan juga tetap dijalani oleh sebagian kecil dari masyarakat Dayak Bakati'. Saat ini masyarakat Dayak Bakati' telah melangkah lebih maju dengan banyaknya dari mereka yang bekerja di instansi pemerintah dan juga sebagai karyawan swasta, serta menjalani hidup sebagai pedagang.

No comments:

Post a Comment